- Back to Home »
- lovasket , novel , review , romance , slice of life , sport , teenlit »
- [REVIEW] Teenlit - Lovasket , I can't deny that it is good
Posted by : saintzera
Friday, October 9, 2015
Saya tidak percaya saya menghabiskan baca novel teenlit 300-an halaman dalam kurang dari sehari. Karena sesungguhnya meskipun saya suka baca walau tidak sedemikian intens, meski semua saya santap selama saya rasa itu menarik, jam baca saya untuk teenlit tergolong sangat minim. Terakhir baca teenlit mungkin paling gede pas SMP, itu aja (pasti) pinjem :p. Ternyata saya masih bisa betah baca teenlit :o
Judulnya adalah Lovasket (pasti asalnya dari Love dan Basket :p). Membaca judul ini memang merupakan wishlist lama saya yang terlupakan. Beberapa tahu yang lalu saya sempat ingin membaca novel Indonesia yang pengarangnya cowok tapi tokoh utamanya dalam cerita adalah cewek dan novelnya harus cukup booming. Kenapa saya bisa pengen itu ? Sesungguhnya saya agak sedikit lupa detilnya kenapa, cuma ya saya ingin tahu apakah seorang cowok itu bisa mengalirkan cerita dari sudut pandang seorang cewek, dalam cerita yang runtut dan ga usah terlalu berat, dan itulah kenapa wujudnya harus berupa novel, di mana ceritanya harusnya mengalir dengan detil dan sang pengarang sangat dituntut agar bisa menstimulasi imajinasi pembacanya. Kenapa Indonesia ? Karena saya percaya pasti ada yang bisa mengarang dengan baik di Indonesia, dan melihat setting apa sih di Indonesia yang menarik disorot sang pengarang, dan karena kalau settingnya Jepang saya justru sudah lebih akrab haha. Kenapa saya pengen lihat bagaimana seorang cowok menceritakan seorang cewek ? alasan yang pertama biar saya bisa jadi orang yang lebih empatik, yang kedua sekalian belajar menulis :p.
Nah, berhubung saya tidak tahu apa persisnya buku yang memenuhi kriteria, saya pun menulis status Facebook yang isinya meminta rekomendasi. Tak disangka ada seorang kakak kenalan FB yang merekomendasikan judul tersebut. Namun demikian, waktu itu hanya sampai sejauh itu karena ya saya ternyata tidak segitu niatnya untuk kemudian mencari bukunya. Lompat ke masa kini, pada suatu hari yang suntuk, saya pergi ke sendiri ke salah satu toko buku terkemuka di kota untuk menghabiskan uang gajian mencari buku yang sekiranya menarik untuk dijadikan alas tidur ... tentu tidak,, tentunya untuk dibaca. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata toko buku tersebut sedang mengadakan book fair dan hari itu hari terakhir ! Meskipun saya agak skeptis karena biasanya book fair begini tidak sesuai harapan saya singkat cerita saya tetap berkunjung ke sana setelah membeli LN (Light Novel) 5 centimetres per second dia area penjualan reguler, huehehehe
Setibanya di book fair, ternyata banyak buku yang dijual dengan HARGA PUKUL RATA !! YEEEEAAAHH !! Saya pikir modelnya cuma diskon-diskon yang ga worth it, tapi ternyata ada buku yang 10 ribuan, 20 ribuan, 30 ribuan dst. Walhasil saya pun langsung gelap mata dan menelusuri tiap-tiap judul buku apapun yang masih tersisa di sana. Selidik punya selidik ... mata saya menangkap stimulasi menarik di suatu sudut, yaitu NOVEL LOVASKET dengan harga SEPULUH RIBU RUPIAH ulululululu puja kerang ajaib GPL langsung bawa ke kasir bersama buku-buku lain.
Setelah dibelipun ya saya masih cukup mager bacanya, dan tentu saja novel 5 centimetres per second masih lebih menarik buat saya. Selesai membaca novel yang menghabiskan hati dan perasaan itu, setelah sukses (?) move on barulah saya menyentuh Lovasket. Maaf ya pembaca prolognya kepanjangan hehehe~ don’t worry saya ndak akan major spoiler
Pertama kali membuka bukunya (dengan sedikit merasa ketuaan) saya menuju halaman ISBN nya terlebih dahulu (kebanyakan nulis skripsi huhu). Saya terkejut novel teenlit ternyata bisa juga sampai ke cetakan kesepuluh dari tahun 2007 sampai 2014. “Gile ini novel laku juga, mempertimbangkan jangka waktu tujuh tahun itu kan tren dan teknologi sudah cukup jauh bergeser” batin saya. Lanjut ke isinya, Lovasket diawali dengan perkenalan yang benar-benar klise, Vira cewek SMA cantik kaya raya songong suka clubbing anak basket nan berprestasi punya geng juga punya cowok yang ga kalah borju yah pokoknya itu, bikin saya mager lanjutin baca untuk beberapa hari.
Dengan semangat anti mager demi personal research saya pun lanjut mbaca. Ternyata setelah ceritanya masuk ke main plot atau arc utama, setelah sang protagonist (tokoh utama) mengalami kejatuhan dalam hidupnya, di mana Vira harus keluar dari sekolahnya, cerita mulai menarik diikuti. Ya sebenarnya sampai di sini masih cukup klise sih. Yang bener-bener noticeable buat saya adalah dengan terang-terangan diperkenalkannya cewek (sebut saja Niken) yang ke belakangnya diplot seolah menjadi “tokoh utama kedua” setelah masuk main arc.
Dan benar dugaan saya, Vira benar-benar “berbagi peran” dengan Niken. Buat saya kerasa banget kalau Vira diplot agak bergeser sebagai si “cowok” dan Niken sebagai si “cewek” di cerita-cerita bertema sport atau petualangan. Secara umum, Vira bertugas sebagaimana tokoh utama “cowok” pada umumnya, menjadi pahlawan, bertengkar, pengambil inisiatif, pemecah masalah dll dengan overall attitude yang calm dan composed sehingga bagi saya terlihat cukup macho untuk ukuran cewek. Sedangkan Niken mengambil peran sebagai “cewek” yang lebih banyak diceritakan melancholy nya, susah-payahnya, galau-galaunya, pihak yang digodain, ditolong dan seterusnya. Sekalipun demikian, karakternya tetap tidak dibuat ekstrim, protagonistnya masih berasa sisi ceweknya dan si Niken juga bukan karakter yang sedemikian feminimnya sehingga hal ini menjadi nilai plus besar bagi novel ini menurut saya yang penggemar slice of life.
Di sisi lain, sekalipun judulnya Lovasket atau mungkin Love dan Basket, novel ini jauh lebih kuat sisi basketnya daripada cinta-cintaannya, karena ceritanya benar-benar berputar di dunia basket, tanpa basket novel ini ga ada ceritanya, tapi tanpa cinta-cintaan novel ini akan tetap jalan. Jadi kalau saya boleh ngurutin genre, maka urutannya dari yang paling atas adalah sport, slice of life, friendship (kalau ada genre ini lol) baru romance. Kisah seputar basket nya diceritakan dengan cukup detil namun tetap simpel, bahkan ketika sedang saatnya pertandingan, saya merasa sedang menonton anime basket seperti Slam Dunk atau Kuroko no Basuke karena tidak hanya alur pertandingannya yang dibahas, ada pula percakapan-percakapan di pinggir lapangan yang hadir secara simultan sehingga ikut menyemarakkan tensi pertandingan. Dan untuk romance nya, bagusnya adalah ga maksa, baru akan diceritakan kalau memang perlu.
Dari sisi character development saya bilang cukup apik baik untuk karakter protagonist maupun antagonist. Tidak ada character yang belum apa-apa tiba-tiba begini atau tiba-tiba begitu, cukup smooth lah. Konflik yang dibangun mengalir dengan enak, dan tidak belibet antara konflik yang “jangka panjang” atau “jangka pendek”. Beberapa plot twist tak lupa dihadirkan yang cukup mengejutkan saya yang menetapkan standar “yah kira-kira paling ceritanya akan segini”. Bicara jujur, pengembangan cerita memang masih sangat terbuka, namun saya pikir sang pengarang memang meninggalkan demikian agar ceritanya tidak terlalu berat haha.
Di aspek-aspek lain ceritanya seperti setting, karakter antagonis, karakter sampingan, detil keseluruhan, dll. penilaian saya standar. Standar bukan berarti jelek, setidaknya tidak merusak cerita dan tidak aneh itu sudah bagus.
Overall, saya sebagai seorang cowok doyan juga novel teenlit ini, dengan sedikit nurunin standar umur saya masih kebaca lah ini novel haha. Indeed ini memang novel lama, ceritanya aja lanjut dan tamat di buku ke-enam yang terbit tahun 2014 dan sudah sempat ada FTV nya, tapi yah peduli amat yang penting misi pribadi saya tercapai.Yang saya butuhkan masih satu lagi sih, komentar dari cewek yang membaca Lovasket terhadap novel ini, apakah kamu nyaman dan menyukai tokoh utama novel ini Vira? atau kamu lebih menyukai Niken ? Ada yang bisa bantu saya ?
Apakah
saya akan baca nomor-nomor lovasket selanjutnya ? Jeng jeng jeng
Cari
di mana dan harga berapa ya ? :v