- Back to Home »
- anime , cerpen , fiksi , romance »
- [CERPEN] Clannad Another World : Tomoyo Chapter Part 1
Posted by : saintzera
Thursday, September 5, 2013
Cerita ini berdasar pada serial Anime TV Jepang “Clannad” buatan “Key” yang juga berdasarkan visual novel berjudul sama, sebuah tayangan yang aslinya cuma berdurasi 22 menit, namun buatku amat berkesan dan pesannya mengena.,dan nge-convert film ke cerpen begini gak disangka jadinya tetep lumayan panjang....jadi banyak percakapannya juga
Latar belakang cerita ini di Jepang, jadi setting nya standar Jepang..di mana pergi ke sekolah jalan kaki dan sekolah yang terletak di kaki bukit, atap sekolah bisa dibuat nongkrong, perbedaan makna antara menyebut nama atau marga dll. meski tetap saya beri catatan catatan dan sedikit penyesuaian..
So, I hope you enjoy it !!
______________________________________________________________________________________________________
“Tomoya, bangun !!”
Seorang gadis telah duduk di sampingku ketika indera-indera ku mulai terbangun dari tidur malam.
“Ah,hari ini perutku sakit ,,aku mau bolos sekolah aja..”
Aku menanggapinya sambil tetap meringkuk di tempat tidur tanpa membalikkan tubuhku menghadapnya.
“Memangnya sudah berapa kali kamu sakit perut dalam seminggu ini ?”
“Aku sudah bilang kan ? Kamu ga perlu harus datang ke sini setiap pagi...”
“Aku ga bisa ninggalin kamu gitu saja, aku kan pacarmu..”
“Kalau begitu,.. kita putus ..”
..........
....
Akhirnya aku pun berbalik menatapnya sembari beranjak bangun, dan kulihat raut mukanya terlihat sedih, gadis itu kemudian berkata
“Meskipun cuma bercanda,kamu jangan bilang seperti itu, aku sedih mendengarnya”
Mukanya terlihat sedikit berkerut
“Ga usah ngambek seperti itu,.. aku minta maaf...Hei, hari ini adalah hari Pemilu ketua OSIS kan ? Bersemangatlah dan ayo kita pergi bareng”
Aku tersenyum.
“Ya, ayo kita pergi dengan senyuman”
Ia membalas senyumanku, tampaknya ia sudah kembali ceria.
______________________________________________________________________________________________________
Baiklah, aku adalah Tomoya Okazaki, siswa kelas 3 SMA, dengan postur normal dan gaya rambut pendek dan rapi seperti anak kelas 3 SMA pada umumnya. Namun, tidak seperti Tomoyo Sakagami yang ada di hadapanku sekarang, aku bukanlah anak SMA yang rajin walaupun aku sudah kelas 3 dan harus mengahadapi ujian akhir. Aku seringkali terlambat datang ke sekolah, sering juga cabut dari kelas kemudian jalan jalan di kota, aku merasa bosan saja dengan sekolah. Meskipun demikian aku bukanlah anak yang nakal yang melakukan hal hal buruk seperti merokok ataupun tawuran, sehingga meski aku tergolong anak bandel, aku tidak bergaul dengan anak anak yang terlibat dengan kenakalan remaja. Hubunganku dengan anak yang berjalan di jalan yang wajar alias anak sekolah normal pada umumnya pun tidak lebih baik, aku juga tidak tergabung dalam kegiatan ekstrakulikuler apapun di sekolah, oleh karena itu, aku tidak punya banyak teman, seperti itulah diriku, istilah “apatis” nampaknya tepat untuk menggambarkan diriku.
Sementara Tomoyo adalah adik kelasku, seorang siswi kelas 2, berpostur sedang dengan rambut terurai panjang plus bando hitam yang selalu melekat. Parasnya cantik dan fisiknya cukup kuat . Setidaknya wajahku tidaklah jelek sehingga tidak terlihat berat sebelah dengannya. Ia pintar dalam akademik maupun olahraga dan sekarang ia sedang mencalonkan dirinya menjadi ketua OSIS. Katanya, tujuannya menjadi ketua OSIS adalah untuk menyelamatkan pohon sakura yang tumbuh di sepanjang jalan menuju sekolah kami karena pemerintah kota sedang berencana untuk menebang pohon sakura tersebut untuk kemudian dibangun gedung.
______________________________________________________________________________________________________
Kalau ada yang bertanya mengapa aku bisa jadian dengan Tomoyo, aku pun tidak sepenuhnya tahu mengapa. Pada awalnya , sebagai semacam bentuk kampanye menjadi ketua OSIS, mendekati hari-hari pemilu, ia ingin meneliti tingkah laku siswa yang terkenal “bandel” seperti diriku sembari berusaha membuatku menjadi siswa yang rajin, salah satunya adalah dengan datang ke rumahku setiap pagi dan membangunkanku agar aku tidak datang terlambat ke sekolah. Mungkin yang membuat usahanya datang ke rumahku begitu lancar adalah karena keluargaku tidaklah begitu baik, dalam arti, keadaannya tidak sebaik keluarga lainnya pada umumnya. Aku anak tunggal, ibuku telah meninggal dalam kecelakaan waktu aku SMP dan semenjak itu oleh suatu sebab aku bertengkar dan kemudian tidak akur dengan ayahku. Meskipun kami satu rumah, namun aku jarang sekali bercakap-cakap dengannya, mungkin itulah sebabnya.
Dan mungkin karena usahanya itulah yang menyebabkan kami justru malah menjadi dekat. Terkadang ia yang malah mengikutiku apabila aku sedang ingin cabut dari pelajaran, awalnya ia hanya sekedar ingin meneliti, namun akhirnya ia pergi karena keinginannya sendiri. Kami menjadi sering pergi bersama, ketika itu kami sama-sama tidak memiliki pasangan, sehingga bukan masalah . Kemudian tanpa kami ketahui, kami berdua menjadi saling jatuh cinta satu sama lain kemudian berpacaran.
Kami baru satu bulan ini berpacaran, jadi tampaknya, belum banyak yang menyadari akan hubungan kami ini.
______________________________________________________________________________________________________
Sepulang sekolah , aku duduk berdua dengan Tomoyo di ruang kelasku yang telah kosong, menunggu pengumuman Pemilu ketua OSIS.
“Hasilnya akan segera diumumkan, kan ? Kamu gak menunggu di kelasmu saja ?”
“Tidak, lebih nyaman kalau aku bersamamu”
Ia menjawab sambil menyandarkan kepalanya di bahuku.
Kemudian terdengar suara dari pengeras suara yang telah kami tunggu-tunggu.
“Selamat siang, penghitungan suara Pemilu Ketua OSIS telah selesai dilaksanakan. Dan sang Ketua OSIS terpilih adalah ...”
Kulihat Tomoyo memejamkan matanya.
“Tomoyo Sakagami dengan 533 suara”
Tomoyo membuka matanya, kami pun terperangah
“Kamu berhasil, Tomoyo!”
“Itu semua karena dukunganmu padaku, Tomoya!”
“Tapi,..ini bukanlah akhir kan ? Bukankah tujuanmu adalah menyelamatkan pohon sakura itu ?”
“Aku tahu ... ... Tomoya, apakah kamu akan terus berada di sampingku ?”
“Tentu saja”
Tomoyo pun menunjukkan senyum bahagianya yang begitu manis padaku
______________________________________________________________________________________________________
“Selamat atas keberhasilannya, Tomoyo !”
“Kak Sakagami, selamat atas keberhasilannya !”
(Apabila seseorang memanggil orang lain dengan nama marga, itu menunjukkan formalitas dan rasa hormat, terutama apabila belum (terlalu) kenal, sementara apabila disebut dengan nama langsung berarti hubungan kedua orang tersebut sudah cukup akrab dan tidak lagi canggung)
“Kami percaya kamu pasti menang, kami akan selalu mendukungmu ke depannya”
Terdengar banyak sekali ucapan selamat untuk Tomoyo begitu ia memasuki gerbang sekolah keesokan harinya.
“Kalau dipikir pikir, kita ini kombinasi yang aneh yah. Dua senior yang pemalas dan sang ketua OSIS”
Kata Sunohara, teman baikku mungkin juga satu-satu nya yang benar benar temanku, pria yang rambutnya ia semir pirang dan tentu tingkah lakunya sejalan denganku, sama sama tidak memiliki banyak teman walau kami siswa yang tergolong bandel, dan ia tidak punya pacar, mungkin itulah sebabnya kami berteman dengan sangat baik.
Hari ini aku, Tomoyo dan Sunohara memang berangkat bersama ke sekolah.
“Wah bukankah mereka berdua adalah senior yang terkenal bandel itu ? Mengapa mereka bisa pergi bersama Sakagami ?”
“Kamu baru tahu ? Sakagami itu dekat dengan mereka berdua”
Telingaku mendengar pembicaraan dua orang siswi yang berbisik dari kejauhan itu. Aku hanya bisa tertunduk mendengarnya, apa yang mereka katakan memang tidak salah.
______________________________________________________________________________________________________
Jam makan siang pun tiba, Sunohara memulai percakapan denganku
“Apakah sang ketua OSIS terpilih akan datang juga hari ini kesini membawakan makanan buatmu ? Dia bukannya sibuk tuh..”
( Catatan : Seorang wanita yang membuatkan seorang pria bekal makan siang atau sering disebut “bento” dapat diartikan sebagai ungkapan perhatian si wanita kepada si pria )
“Aku yakin dia datang kok, dia ga pernah absen sampai hari ini,” jawabku.
“Kalian sedang ngomong apa ?”
Ternyata Tomoyo datang sambil membawa 2 kotak makanan
“Bukan apa-apa,” jawabku.
“Hari ini aku datang cuma untuk mengantarkan ini, karena sekarang ada rapat OSIS. Sampai jumpa”
“Ya”
Dan Tomoyo pun pergi
“Dia sudah mulai sibuk yah sekarang,” komentar Sunohara
“Ya”
“Wow, dia membuatkan aku makanan juga. Tapi kalau dia membungkusnya dengan cara begini bagaimana kita akan membedakan ..."
Ia berkata sambil kami membuka kedua kotak makanan yang dibawa Tomoyo.
“Bedanya jelas sekali” Ungkap Sunohara dengan lesu. Tidaklah heran jika satu kotak makanan berisi nasi putih lengkap dengan beraneka ragam lauk sementara yang satunya hanya nasi putih yang ditutupi dengan lembaran rumput laut kering sebagai lauk.
“Wah, ada hubungan apa Sakagami dengan mereka ?”
“Aku ga tahu , tapi kelihatannya mereka cukup dekat”
“Apa Sakagami pacaran dengan salah satu dari mereka ?”
“Wahh..parah sekali ya”
“SSSsstt..jangan keras-keras”
Terdengar lagi suara-suara minor teman sekelas yang ditujukan pada kami.
“Apa kalian lihat-lihat ?”
Sunohara terlihat sedikit mengancam orang-orang yang memandang kami dengan sinis
______________________________________________________________________________________________________
Sepulang sekolah aku menunggu Tomoyo ,yang belum juga pulang, di kelas dan Sunohara menemaniku
“Ia terlambat..” Sunohara mengeluh.
“Saat makan siang pun dia sudah terlihat sibuk..yah..aku akan menunggunya sebentar lagi”
Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras suara sekolah
“Eee.. Tomoya, kamu pulang ke rumah sendiri saja tanpa aku”
“ TOMOYO !!” kami berteriak hampir bersamaan
“Aku lupa kalau setelah ini ada rapat untuk festival sekolah, mungkin selesainya sampai malam, oleh karena itu ...”
“Ketua !!.,, kamu tidak boleh memakai pengeras suara untuk kepentingan pribadi, matikan matikan !”
Kami berdua hanya bisa terperangah
.....
...
“Pacarmu polos sekali yah” komentar Sunohara
______________________________________________________________________________________________________
“Kami mendengar kabar kalau suara yang diberikan untuk Sakagami saat pemilu adalah sebuah ungkapan bercanda saja. Kami juga telah melihat rekomendasi dari SMP nya. Aku benci mengatakannya, namun tampaknya ia dahulu adalah siswa SMP yang telah menciptakan banyak masalah”
“Itu hanyalah masa lalunya,”tanggapku.
Aku tidak bisa menyangkalnya, memang sempat kudengar dari orang-orang bahwa semasa SMP Tomoyo sering terlibat dalam perkelahian, selebihnya aku tidak begitu tahu. Sekarang aku dan Tomoyo memang sedang dipanggil oleh guru BK sepulang sekolah, nampaknya oleh sebab inilah kami dipanggil.
“Itu memang benar, namun ia juga beberapa kali menjadi buah bibir dari konflik konflik yang ada di sekolah ini, kamu tidak bisa menyangkalnya,kan ? Bapak tidak akan memaksakan apapun pada kalian berdua, namun Bapak ingin mengingatkan kalian agar kalian sadar akan siapa kalian dan apa yang kalian lakukan, terutama Sakagami, kamu adalah sang ketua OSIS di sekolah ini”
______________________________________________________________________________________________________
Setelah pertemuan tersebut, kami pergi ke atap gedung sekolah., hari telah beranjak senja, namun nampaknya hanya awan mendung lah yang terlihat di mataku, awan mendung yang semakin hari semakin beranjak kelabu.
“Memang wajar kalau para guru khawatir, kan ? Aku pun juga tahu kalau banyak orang yang berbicara di belakang tentang kita, namun pada akhirnya , semuanya bergantung pada apa yang kita lakukan sekarang kan, Tomoya ?”
“Hmm ?”
Aku tidak bisa langsung menanggapi, aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, sejenak kupandangi wajah Tomoyo, ia begitu cantik dengan mata yang demikian berbinar indah sore ini. Tak kulihat keraguan di wajahnya, ia tampak begitu optimis akan hal-hal ke depannya.
“Ya,,.. kamu benar”
Akhirnya aku menanggapi ucapan Tomoyo, aku menyunggingkan sedikit senyuman. Aku tidak tahu mengapa aku tersenyum, apakah karena aku masih bisa se optimis Tomoyo akan hubungan kami ke depannya ataukah itu hanyalah sebuah senyum palsu yang hanya ditujukan untuk membalas perasaan yang Tomoyo coba utarakan kepadaku.
______________________________________________________________________________________________________
“Festival sekolah, yah ? Aku benar benar hampir lupa”
Sunohara berbicara padaku setelah melihat gerombolan siswa yang mengerubungi papan pengumuman.
“Yah,,..untuk acara ini Tomoyo akan sibuk untuk sementara waktu ini”
“Kalau begitu ayo kita jalan-jalan, cari angin sedikit sepulang sekolah nanti, toh kamu juga ga sibuk sama sekali mempersiapkan acara festival ini kan ?”
( Jika di Indonesia sekolah memiliki acara tahunan yang disebut Pensi, maka di Jepang pun ada acara serupa namun memiliki perbedaan, festival sekolah di Jepang tidak hanya menampilkan kesenian sebagai acara utama, namun lebih ke acara open house sekolah untuk umum di mana anggota ekstrakulikuler mengadakan bazaar di lapangan sekolah atau mengadakan acara tertentu dengan suatu panggung hiburan di halaman sekolah atau bisa juga di aula tergantung sekolahnya dan ruang kelas di modifikasi untuk memeriahkan festival sesuai dengan kesepakatan bersama 1 kelas, contoh : dimodifikasi menjadi kafe, rumah hantu, ruang pameran kesenian, dsb. )
.......
...
Ya bisa dibilang aku memang tidak membantu teman-teman menata dan memodifikasi kelas, aku juga tidak tergabung di ekstrakulikuler apapun, yang berarti aku tidak memiliki peran apapun dalam mempersiapkan festival ini, aku pun dengan ringan mengiyakan ajakan Sunohara. Kami pun menghabiskan waktu seusai sekolah dengan berjalan-jalan menelusuri sudut-sudut kota.
Ketika hari sudah senja dan Sunohara telah tertidur keletihan di suatu kafe di pinggiran kota..aku mulai membayangkan teman-teman di sekolah yang begitu antusias mempersiapkan acara festival ini, mereka mereka yang benar benar memiliki harapan dan ekspetasi tinggi akan festival ini, tidak seperti diriku. Mungkin sebagian dari mereka ada yang sedang sibuk mengecat, memasang pernak pernik, atau tertawa melihat tingkah lucu kawan mereka, bahkan mungkin juga ada seorang dari mereka yang sedang mencicipi makanan yang dibuatkan oleh pacarnya setelah lelah bekerja...
...
...
terlebih akan Tomoyo, pikiranku bagaimanapun tidak mampu beranjak darinya, aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan sekarang, mungkin ia sekarang sedang sibuk duduk di meja menghadap tumpukan kertas, mungkin juga sekarang ia sedang turun ke lapangan memimpin anak buahnya, atau mungkin ia sedang berdiri di gerbang sekolah menyaksikan pemasangan spanduk festival sekolah,, bertepuk tangan bangga bersama rekan-rekan OSIS nya,,ya, Tomoyo dengan segala kesibukannya, sementara aku, pria yang begitu berharap ingin bersamanya saat ini..hanya bisa duduk termenung di sebuah kafe di ujung kota tanpa kegiatan yang jelas. Hanya pikiranku yang bisa terbang melanglang buana sementara hatiku terperangkap dalam kesendirian dan kesepian , dengan satu satunya harapanku terletak begitu jauh dari genggaman.
______________________________________________________________________________________________________
Festival sekolah pun tiba, yang bisa kulakukan hanyalah duduk berdua saja dengan Sunohara memandangi orang berlalu lalang setelah cukup puas berkeliling.
“Mukamu ga usah seperti itu, aku yakin Tomoyo akan memiliki banyak waktu begitu festival sekolah nanti selesai..kemudian kita bertiga bisa jalan-jalan bersama lagi”, Sunohara berusaha menghiburku
“Tentu aku berharap demikian”
“Daripada gini terus,, ayo kita coba untuk dekati cewek itu” Sunohara menunjuk seorang gadis.
...
Aku melihat seseorang berkostum beruang Teddy melambai-lambaikan tangannya padaku,,aku merasa bahwa orang yang berkostum beruang itu adalah Tomoyo karena aku tahu di acara sebelumnya ia berpartisipasi mengawasi acara sambil memakai kostum beruang Teddy yang persis sama untuk menghibur pengunjung, tanpa sadar aku pun menghampirinya dan meninggalkan Sunohara.
______________________________________________________________________________________________________
“Kelihatannya panas sekali memakai kostum beruang”
Orang berkostum beruang Teddy itu ternyata memang benar Tomoyo,ia melepas penutup kepalanya dan sekarang kami duduk berdua di dekat lapangan sekolah yang kebetulan sepi karena kebetulan bukan merupakan tempat festival, aku merasa benar-benar lega setelah lama tidak bertemu dengannya
“Ya, tapi kalau ada yang menemukanku berjalan-jalan santai di tengah festival, pasti aku akan diseret kembali ke ruang OSIS”
“Apakah kamu sebegitu sibuknya ?”
“Ya,, sekarang saja aku bertugas patroli”
“Jangan memaksakan dirimu yah”
Aku memberikan Tomoyo eskrim yang kubelikan untuknya
“Aku tidak memaksakan diriku kok,, aku datang ke sini karena ingin bersama denganmu,, dan lagi akhir-akhir ini aku benar-benar sibuk sehingga tidak bisa meluangkan waktu buatmu”
Aku hanya bisa bergumam,, apapun itu, yang jelas pada akhirnya sekarang aku dapat bertemu dengan Tomoyo..
“Seusai festival sekolah aku benar-benar akan fokus berusaha untuk menyelamatkan pohon sakura, mungkin aku akan lebih sibuk daripada sebelumnya, oleh karena itu...”
Tomoyo menatapku,.. aku membalas tatapannya..tanpa kami sadari, wajah kami telah mendekat satu sama lain..,,bibir kami mulai terbuka..
...
“Sakagami !!”
Aku dan Tomoyo terkejut,, ternyata di hadapan kami telah berdiri seorang pria yang nampaknya adalah rekan Tomoyo di OSIS.
“Kami telah mencarimu ke mana-mana. Para panitia reuni sekolah telah datang kemari untuk berkunjung, dapatkah sekarang kamu kembali ke ruang OSIS ?”
“Tidakkah dapat ditunggu sebentar ? Setidaknya sampai aku menghabiskan eskrim ini?” Tomoyo mencoba menawar
“Aku telah membuat mereka menunggu setengah jam sampai saat ini, kita membutuhkan dukungan mereka dalam kampanye untuk menyelamatkan pohon sakura, sebaiknya kita tidak membuat mereka kecewa”
Tomoyo terdiam untuk sejenak.
“Aku mengerti. Maaf ya, sekarang aku harus pergi” Tomoyo meminta maaf padaku
“Tidak apa apa. Selamat berjuang”
“Aku pergi ya” Tomoyo menyerahkan eskrim yang belum sempat ia nikmati padaku kemudian iapun berlalu
...
..
.
“Namamu Tomoya Okazaki bukan ?” Rekan Tomoyo itu tidak serta merta juga beranjak mengikuti Tomoyo yang telah berlalu dan kini, nada bicaranya seolah menginterogasiku
“Heh..bicaramu lumayan blak-blakan untuk ukuran adik kelas,” aku berupaya balik mengintimidasinya
“Apakah kamu sadar kalau kamu terkenal ?” ia tetap tegar berdiri dan berbicara dengan nada yang tak berubah
“Karena aku adalah anak yang bandelnya begitu rupa bukan ?”
“Karena kamu adalah kekasih Tomoyo Sakagami”
ia berbicara tanpa memberi jeda pada kalimatku,
”Aku selalu ingin berkata ini padamu, berhentilah berada di dekat-dekat dia”
“Apa ? Jadi kamu merasa cemburu ?”
“Hahaha,”ia menyempatkan diri untuk bergelak tawa,”Bukan, aku tertarik padanya karena ia adalah orang yang sanggup untuk duduk di tempat yang lebih tinggi daripada orang kebanyakan”
Mataku terbelalak, aku merasa kata-katanya menembus hatiku dan juga tepat menyerang laci yang selalu kubuka dalam lemari pikiranku.
“Dia orang yang rajin dan pekerja keras, dia mampu pergi ke tempat yang lebih baik, dia adalah orang semacam itu. Kamu hanyalah menjadi penghambat baginya, itulah yang semua orang pikirkan”
“Kamu !! Apa kamu mau mengajak bertengkar ?” Aku mengancamnya dan tanganku berusaha meraih kerah kemejanya
“Kamu tahu itu..” ia melanjutkan kalimatnya dengan tenang sebelum tanganku sempat meraih lengan kemejanya, “Kamu sendiri tahu, bukan ? bahwa kamu juga tak dapat berbuat apa-apa untuknya” aku terhenyak dan kuhentikan raihan tanganku padanya.
“Aku harus pergi sekarang, aku harus membantu Sakagami”
Dan ia pun berlalu, sementara aku hanya bisa tertunduk dan menggeratkan gigi. Genggaman tanganku kehilangan kekuatannya dan es krim Tomoyo pun jatuh ke tanah terbuang percuma.
______________________________________________________________________________________________________
“Sakagami adalah orang yang hebat”
Guru BK kembali memanggilku ke ruangannya, kali ini hanya aku sendiri.
“Dia juga anak yang populer, namun di sisi lain, ia nyaris dapat dibilang sering bolos dari jam pelajaran maupun bolos sekolah, dia juga menggunakan pengeras suara sekolah demi urusan pribadinya untuk mengontak seseorang dan meninggalkan tugasnya dalam festival sekolah untuk pergi menemui seseorang itu”
“Kamu mengerti bukan ? Masalah yang ia sebabkan semuanya berhubungan denganmu, Okazaki”
Kali ini aku tidak bisa membantahnya.
______________________________________________________________________________________________________
“Tomoya !!” Tomoyo memanggilku ketika aku sedang menunggunya di gerbang sekolah
“Ada apa ?”
“Maaf, aku ada urusan mendadak. Pulanglah duluan tanpaku”
“Apakah memang bakal sebegitu lama kegiatanmu?”
“Aku ga yakin, tapi mungkin memang begitu”
“Ga apa-apa,. ga usah kamu pikirin”
“Ya, terima kasih”
Dan ia pun segera beranjak kembali ke sekolah, dan tanpa kusadari, aku melihat rekan OSIS Tomoyo yang kutemui saat festival sekolah telah berdiri cukup dekat untuk berbicara padaku
“Kamu sendirilah penyebabnya. Kamu tahu ia sedang berusaha menyelamatkan pohon sakura itu, bukan ?”
“Memangnya kenapa dengan itu ?”
“Alumni yang mendukung usaha kami mendengar gosip yang kurang baik,. Tentang bagaimana Tomoyo Sakagami keluar dari rumah kekasihnya di pagi hari”
“Ha ? Dia kan cuma datang untuk membangunkanku”
“Meskipun itu benar, masalahnya tetap terletak di siapa kamu itu, apapun yang berhubungan dengan dirimu dapat dengan mudah menimbulkan rumor tidak sedap. Sakagami adalah ketua OSIS, dia harusnya menjadi contoh untuk semua murid, kalau orang seperti dia terlibat dalam suatu masalah, usaha kami, OSIS, akan terhambat. Apakah kamu mengerti orang macam apa yang kamu pacari ? dan terlebih lagi,.. orang macam apa kamu itu”
Aku tidak mampu membalas kata-katanya, aku hanya mampu termenung, terlebih dalam perjalanan pulang saat aku hanya bisa berdiri menunggu seperti di stasiun atau di dalam kereta...
Kali ini awan mendung di hatiku telah sebegitu rupa
______________________________________________________________________________________________________
“Itu bukan masalah besar kok, kesalah pahamannya telah teratasi, jadi sudah tidak ada masalah, sudah selesai, oke ?”
Begitulah kira-kira yang Tomoyo katakan kepadaku saat kami duduk di sebuah kursi panjang di taman, ya, hari ini kebetulan kami bisa mengatur waktu untuk bertemu, mungkin juga bisa dibilang berkencan, setelah sekian lama.., namun aku tidak yakin apakah aku menangkap kata-katanya barusan dengan baik, aku melamun dan pandanganku kosong ke depan.
“Lihatlah, es krim mu meleleh karena kamu kebanyakan melamun” Tomoyo mengeluarkan sapu tangannya berusaha membersihkan noda lelehan es krimku.
“Tomoyo” Akhirnya aku berbicara
“Ya ?”
....
..
.
“Kita putus saja...”
Latar belakang cerita ini di Jepang, jadi setting nya standar Jepang..di mana pergi ke sekolah jalan kaki dan sekolah yang terletak di kaki bukit, atap sekolah bisa dibuat nongkrong, perbedaan makna antara menyebut nama atau marga dll. meski tetap saya beri catatan catatan dan sedikit penyesuaian..
So, I hope you enjoy it !!
______________________________________________________________________________________________________
“Tomoya, bangun !!”
Seorang gadis telah duduk di sampingku ketika indera-indera ku mulai terbangun dari tidur malam.
“Ah,hari ini perutku sakit ,,aku mau bolos sekolah aja..”
Aku menanggapinya sambil tetap meringkuk di tempat tidur tanpa membalikkan tubuhku menghadapnya.
“Memangnya sudah berapa kali kamu sakit perut dalam seminggu ini ?”
“Aku sudah bilang kan ? Kamu ga perlu harus datang ke sini setiap pagi...”
“Aku ga bisa ninggalin kamu gitu saja, aku kan pacarmu..”
“Kalau begitu,.. kita putus ..”
..........
....
Akhirnya aku pun berbalik menatapnya sembari beranjak bangun, dan kulihat raut mukanya terlihat sedih, gadis itu kemudian berkata
“Meskipun cuma bercanda,kamu jangan bilang seperti itu, aku sedih mendengarnya”
Mukanya terlihat sedikit berkerut
“Ga usah ngambek seperti itu,.. aku minta maaf...Hei, hari ini adalah hari Pemilu ketua OSIS kan ? Bersemangatlah dan ayo kita pergi bareng”
Aku tersenyum.
“Ya, ayo kita pergi dengan senyuman”
Ia membalas senyumanku, tampaknya ia sudah kembali ceria.
______________________________________________________________________________________________________
Baiklah, aku adalah Tomoya Okazaki, siswa kelas 3 SMA, dengan postur normal dan gaya rambut pendek dan rapi seperti anak kelas 3 SMA pada umumnya. Namun, tidak seperti Tomoyo Sakagami yang ada di hadapanku sekarang, aku bukanlah anak SMA yang rajin walaupun aku sudah kelas 3 dan harus mengahadapi ujian akhir. Aku seringkali terlambat datang ke sekolah, sering juga cabut dari kelas kemudian jalan jalan di kota, aku merasa bosan saja dengan sekolah. Meskipun demikian aku bukanlah anak yang nakal yang melakukan hal hal buruk seperti merokok ataupun tawuran, sehingga meski aku tergolong anak bandel, aku tidak bergaul dengan anak anak yang terlibat dengan kenakalan remaja. Hubunganku dengan anak yang berjalan di jalan yang wajar alias anak sekolah normal pada umumnya pun tidak lebih baik, aku juga tidak tergabung dalam kegiatan ekstrakulikuler apapun di sekolah, oleh karena itu, aku tidak punya banyak teman, seperti itulah diriku, istilah “apatis” nampaknya tepat untuk menggambarkan diriku.
Sementara Tomoyo adalah adik kelasku, seorang siswi kelas 2, berpostur sedang dengan rambut terurai panjang plus bando hitam yang selalu melekat. Parasnya cantik dan fisiknya cukup kuat . Setidaknya wajahku tidaklah jelek sehingga tidak terlihat berat sebelah dengannya. Ia pintar dalam akademik maupun olahraga dan sekarang ia sedang mencalonkan dirinya menjadi ketua OSIS. Katanya, tujuannya menjadi ketua OSIS adalah untuk menyelamatkan pohon sakura yang tumbuh di sepanjang jalan menuju sekolah kami karena pemerintah kota sedang berencana untuk menebang pohon sakura tersebut untuk kemudian dibangun gedung.
______________________________________________________________________________________________________
Kalau ada yang bertanya mengapa aku bisa jadian dengan Tomoyo, aku pun tidak sepenuhnya tahu mengapa. Pada awalnya , sebagai semacam bentuk kampanye menjadi ketua OSIS, mendekati hari-hari pemilu, ia ingin meneliti tingkah laku siswa yang terkenal “bandel” seperti diriku sembari berusaha membuatku menjadi siswa yang rajin, salah satunya adalah dengan datang ke rumahku setiap pagi dan membangunkanku agar aku tidak datang terlambat ke sekolah. Mungkin yang membuat usahanya datang ke rumahku begitu lancar adalah karena keluargaku tidaklah begitu baik, dalam arti, keadaannya tidak sebaik keluarga lainnya pada umumnya. Aku anak tunggal, ibuku telah meninggal dalam kecelakaan waktu aku SMP dan semenjak itu oleh suatu sebab aku bertengkar dan kemudian tidak akur dengan ayahku. Meskipun kami satu rumah, namun aku jarang sekali bercakap-cakap dengannya, mungkin itulah sebabnya.
Dan mungkin karena usahanya itulah yang menyebabkan kami justru malah menjadi dekat. Terkadang ia yang malah mengikutiku apabila aku sedang ingin cabut dari pelajaran, awalnya ia hanya sekedar ingin meneliti, namun akhirnya ia pergi karena keinginannya sendiri. Kami menjadi sering pergi bersama, ketika itu kami sama-sama tidak memiliki pasangan, sehingga bukan masalah . Kemudian tanpa kami ketahui, kami berdua menjadi saling jatuh cinta satu sama lain kemudian berpacaran.
Kami baru satu bulan ini berpacaran, jadi tampaknya, belum banyak yang menyadari akan hubungan kami ini.
______________________________________________________________________________________________________
Sepulang sekolah , aku duduk berdua dengan Tomoyo di ruang kelasku yang telah kosong, menunggu pengumuman Pemilu ketua OSIS.
“Hasilnya akan segera diumumkan, kan ? Kamu gak menunggu di kelasmu saja ?”
“Tidak, lebih nyaman kalau aku bersamamu”
Ia menjawab sambil menyandarkan kepalanya di bahuku.
Kemudian terdengar suara dari pengeras suara yang telah kami tunggu-tunggu.
“Selamat siang, penghitungan suara Pemilu Ketua OSIS telah selesai dilaksanakan. Dan sang Ketua OSIS terpilih adalah ...”
Kulihat Tomoyo memejamkan matanya.
“Tomoyo Sakagami dengan 533 suara”
Tomoyo membuka matanya, kami pun terperangah
“Kamu berhasil, Tomoyo!”
“Itu semua karena dukunganmu padaku, Tomoya!”
“Tapi,..ini bukanlah akhir kan ? Bukankah tujuanmu adalah menyelamatkan pohon sakura itu ?”
“Aku tahu ... ... Tomoya, apakah kamu akan terus berada di sampingku ?”
“Tentu saja”
Tomoyo pun menunjukkan senyum bahagianya yang begitu manis padaku
______________________________________________________________________________________________________
“Selamat atas keberhasilannya, Tomoyo !”
“Kak Sakagami, selamat atas keberhasilannya !”
(Apabila seseorang memanggil orang lain dengan nama marga, itu menunjukkan formalitas dan rasa hormat, terutama apabila belum (terlalu) kenal, sementara apabila disebut dengan nama langsung berarti hubungan kedua orang tersebut sudah cukup akrab dan tidak lagi canggung)
“Kami percaya kamu pasti menang, kami akan selalu mendukungmu ke depannya”
Terdengar banyak sekali ucapan selamat untuk Tomoyo begitu ia memasuki gerbang sekolah keesokan harinya.
“Kalau dipikir pikir, kita ini kombinasi yang aneh yah. Dua senior yang pemalas dan sang ketua OSIS”
Kata Sunohara, teman baikku mungkin juga satu-satu nya yang benar benar temanku, pria yang rambutnya ia semir pirang dan tentu tingkah lakunya sejalan denganku, sama sama tidak memiliki banyak teman walau kami siswa yang tergolong bandel, dan ia tidak punya pacar, mungkin itulah sebabnya kami berteman dengan sangat baik.
Hari ini aku, Tomoyo dan Sunohara memang berangkat bersama ke sekolah.
“Wah bukankah mereka berdua adalah senior yang terkenal bandel itu ? Mengapa mereka bisa pergi bersama Sakagami ?”
“Kamu baru tahu ? Sakagami itu dekat dengan mereka berdua”
Telingaku mendengar pembicaraan dua orang siswi yang berbisik dari kejauhan itu. Aku hanya bisa tertunduk mendengarnya, apa yang mereka katakan memang tidak salah.
______________________________________________________________________________________________________
Jam makan siang pun tiba, Sunohara memulai percakapan denganku
“Apakah sang ketua OSIS terpilih akan datang juga hari ini kesini membawakan makanan buatmu ? Dia bukannya sibuk tuh..”
( Catatan : Seorang wanita yang membuatkan seorang pria bekal makan siang atau sering disebut “bento” dapat diartikan sebagai ungkapan perhatian si wanita kepada si pria )
“Aku yakin dia datang kok, dia ga pernah absen sampai hari ini,” jawabku.
“Kalian sedang ngomong apa ?”
Ternyata Tomoyo datang sambil membawa 2 kotak makanan
“Bukan apa-apa,” jawabku.
“Hari ini aku datang cuma untuk mengantarkan ini, karena sekarang ada rapat OSIS. Sampai jumpa”
“Ya”
Dan Tomoyo pun pergi
“Dia sudah mulai sibuk yah sekarang,” komentar Sunohara
“Ya”
“Wow, dia membuatkan aku makanan juga. Tapi kalau dia membungkusnya dengan cara begini bagaimana kita akan membedakan ..."
Ia berkata sambil kami membuka kedua kotak makanan yang dibawa Tomoyo.
“Bedanya jelas sekali” Ungkap Sunohara dengan lesu. Tidaklah heran jika satu kotak makanan berisi nasi putih lengkap dengan beraneka ragam lauk sementara yang satunya hanya nasi putih yang ditutupi dengan lembaran rumput laut kering sebagai lauk.
“Wah, ada hubungan apa Sakagami dengan mereka ?”
“Aku ga tahu , tapi kelihatannya mereka cukup dekat”
“Apa Sakagami pacaran dengan salah satu dari mereka ?”
“Wahh..parah sekali ya”
“SSSsstt..jangan keras-keras”
Terdengar lagi suara-suara minor teman sekelas yang ditujukan pada kami.
“Apa kalian lihat-lihat ?”
Sunohara terlihat sedikit mengancam orang-orang yang memandang kami dengan sinis
______________________________________________________________________________________________________
Sepulang sekolah aku menunggu Tomoyo ,yang belum juga pulang, di kelas dan Sunohara menemaniku
“Ia terlambat..” Sunohara mengeluh.
“Saat makan siang pun dia sudah terlihat sibuk..yah..aku akan menunggunya sebentar lagi”
Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras suara sekolah
“Eee.. Tomoya, kamu pulang ke rumah sendiri saja tanpa aku”
“ TOMOYO !!” kami berteriak hampir bersamaan
“Aku lupa kalau setelah ini ada rapat untuk festival sekolah, mungkin selesainya sampai malam, oleh karena itu ...”
“Ketua !!.,, kamu tidak boleh memakai pengeras suara untuk kepentingan pribadi, matikan matikan !”
Kami berdua hanya bisa terperangah
.....
...
“Pacarmu polos sekali yah” komentar Sunohara
______________________________________________________________________________________________________
“Kami mendengar kabar kalau suara yang diberikan untuk Sakagami saat pemilu adalah sebuah ungkapan bercanda saja. Kami juga telah melihat rekomendasi dari SMP nya. Aku benci mengatakannya, namun tampaknya ia dahulu adalah siswa SMP yang telah menciptakan banyak masalah”
“Itu hanyalah masa lalunya,”tanggapku.
Aku tidak bisa menyangkalnya, memang sempat kudengar dari orang-orang bahwa semasa SMP Tomoyo sering terlibat dalam perkelahian, selebihnya aku tidak begitu tahu. Sekarang aku dan Tomoyo memang sedang dipanggil oleh guru BK sepulang sekolah, nampaknya oleh sebab inilah kami dipanggil.
“Itu memang benar, namun ia juga beberapa kali menjadi buah bibir dari konflik konflik yang ada di sekolah ini, kamu tidak bisa menyangkalnya,kan ? Bapak tidak akan memaksakan apapun pada kalian berdua, namun Bapak ingin mengingatkan kalian agar kalian sadar akan siapa kalian dan apa yang kalian lakukan, terutama Sakagami, kamu adalah sang ketua OSIS di sekolah ini”
______________________________________________________________________________________________________
Setelah pertemuan tersebut, kami pergi ke atap gedung sekolah., hari telah beranjak senja, namun nampaknya hanya awan mendung lah yang terlihat di mataku, awan mendung yang semakin hari semakin beranjak kelabu.
“Memang wajar kalau para guru khawatir, kan ? Aku pun juga tahu kalau banyak orang yang berbicara di belakang tentang kita, namun pada akhirnya , semuanya bergantung pada apa yang kita lakukan sekarang kan, Tomoya ?”
“Hmm ?”
Aku tidak bisa langsung menanggapi, aku tenggelam dalam pikiranku sendiri, sejenak kupandangi wajah Tomoyo, ia begitu cantik dengan mata yang demikian berbinar indah sore ini. Tak kulihat keraguan di wajahnya, ia tampak begitu optimis akan hal-hal ke depannya.
“Ya,,.. kamu benar”
Akhirnya aku menanggapi ucapan Tomoyo, aku menyunggingkan sedikit senyuman. Aku tidak tahu mengapa aku tersenyum, apakah karena aku masih bisa se optimis Tomoyo akan hubungan kami ke depannya ataukah itu hanyalah sebuah senyum palsu yang hanya ditujukan untuk membalas perasaan yang Tomoyo coba utarakan kepadaku.
______________________________________________________________________________________________________
“Festival sekolah, yah ? Aku benar benar hampir lupa”
Sunohara berbicara padaku setelah melihat gerombolan siswa yang mengerubungi papan pengumuman.
“Yah,,..untuk acara ini Tomoyo akan sibuk untuk sementara waktu ini”
“Kalau begitu ayo kita jalan-jalan, cari angin sedikit sepulang sekolah nanti, toh kamu juga ga sibuk sama sekali mempersiapkan acara festival ini kan ?”
( Jika di Indonesia sekolah memiliki acara tahunan yang disebut Pensi, maka di Jepang pun ada acara serupa namun memiliki perbedaan, festival sekolah di Jepang tidak hanya menampilkan kesenian sebagai acara utama, namun lebih ke acara open house sekolah untuk umum di mana anggota ekstrakulikuler mengadakan bazaar di lapangan sekolah atau mengadakan acara tertentu dengan suatu panggung hiburan di halaman sekolah atau bisa juga di aula tergantung sekolahnya dan ruang kelas di modifikasi untuk memeriahkan festival sesuai dengan kesepakatan bersama 1 kelas, contoh : dimodifikasi menjadi kafe, rumah hantu, ruang pameran kesenian, dsb. )
.......
...
Ya bisa dibilang aku memang tidak membantu teman-teman menata dan memodifikasi kelas, aku juga tidak tergabung di ekstrakulikuler apapun, yang berarti aku tidak memiliki peran apapun dalam mempersiapkan festival ini, aku pun dengan ringan mengiyakan ajakan Sunohara. Kami pun menghabiskan waktu seusai sekolah dengan berjalan-jalan menelusuri sudut-sudut kota.
Ketika hari sudah senja dan Sunohara telah tertidur keletihan di suatu kafe di pinggiran kota..aku mulai membayangkan teman-teman di sekolah yang begitu antusias mempersiapkan acara festival ini, mereka mereka yang benar benar memiliki harapan dan ekspetasi tinggi akan festival ini, tidak seperti diriku. Mungkin sebagian dari mereka ada yang sedang sibuk mengecat, memasang pernak pernik, atau tertawa melihat tingkah lucu kawan mereka, bahkan mungkin juga ada seorang dari mereka yang sedang mencicipi makanan yang dibuatkan oleh pacarnya setelah lelah bekerja...
...
...
terlebih akan Tomoyo, pikiranku bagaimanapun tidak mampu beranjak darinya, aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan sekarang, mungkin ia sekarang sedang sibuk duduk di meja menghadap tumpukan kertas, mungkin juga sekarang ia sedang turun ke lapangan memimpin anak buahnya, atau mungkin ia sedang berdiri di gerbang sekolah menyaksikan pemasangan spanduk festival sekolah,, bertepuk tangan bangga bersama rekan-rekan OSIS nya,,ya, Tomoyo dengan segala kesibukannya, sementara aku, pria yang begitu berharap ingin bersamanya saat ini..hanya bisa duduk termenung di sebuah kafe di ujung kota tanpa kegiatan yang jelas. Hanya pikiranku yang bisa terbang melanglang buana sementara hatiku terperangkap dalam kesendirian dan kesepian , dengan satu satunya harapanku terletak begitu jauh dari genggaman.
______________________________________________________________________________________________________
Festival sekolah pun tiba, yang bisa kulakukan hanyalah duduk berdua saja dengan Sunohara memandangi orang berlalu lalang setelah cukup puas berkeliling.
“Mukamu ga usah seperti itu, aku yakin Tomoyo akan memiliki banyak waktu begitu festival sekolah nanti selesai..kemudian kita bertiga bisa jalan-jalan bersama lagi”, Sunohara berusaha menghiburku
“Tentu aku berharap demikian”
“Daripada gini terus,, ayo kita coba untuk dekati cewek itu” Sunohara menunjuk seorang gadis.
...
Aku melihat seseorang berkostum beruang Teddy melambai-lambaikan tangannya padaku,,aku merasa bahwa orang yang berkostum beruang itu adalah Tomoyo karena aku tahu di acara sebelumnya ia berpartisipasi mengawasi acara sambil memakai kostum beruang Teddy yang persis sama untuk menghibur pengunjung, tanpa sadar aku pun menghampirinya dan meninggalkan Sunohara.
______________________________________________________________________________________________________
“Kelihatannya panas sekali memakai kostum beruang”
Orang berkostum beruang Teddy itu ternyata memang benar Tomoyo,ia melepas penutup kepalanya dan sekarang kami duduk berdua di dekat lapangan sekolah yang kebetulan sepi karena kebetulan bukan merupakan tempat festival, aku merasa benar-benar lega setelah lama tidak bertemu dengannya
“Ya, tapi kalau ada yang menemukanku berjalan-jalan santai di tengah festival, pasti aku akan diseret kembali ke ruang OSIS”
“Apakah kamu sebegitu sibuknya ?”
“Ya,, sekarang saja aku bertugas patroli”
“Jangan memaksakan dirimu yah”
Aku memberikan Tomoyo eskrim yang kubelikan untuknya
“Aku tidak memaksakan diriku kok,, aku datang ke sini karena ingin bersama denganmu,, dan lagi akhir-akhir ini aku benar-benar sibuk sehingga tidak bisa meluangkan waktu buatmu”
Aku hanya bisa bergumam,, apapun itu, yang jelas pada akhirnya sekarang aku dapat bertemu dengan Tomoyo..
“Seusai festival sekolah aku benar-benar akan fokus berusaha untuk menyelamatkan pohon sakura, mungkin aku akan lebih sibuk daripada sebelumnya, oleh karena itu...”
Tomoyo menatapku,.. aku membalas tatapannya..tanpa kami sadari, wajah kami telah mendekat satu sama lain..,,bibir kami mulai terbuka..
...
“Sakagami !!”
Aku dan Tomoyo terkejut,, ternyata di hadapan kami telah berdiri seorang pria yang nampaknya adalah rekan Tomoyo di OSIS.
“Kami telah mencarimu ke mana-mana. Para panitia reuni sekolah telah datang kemari untuk berkunjung, dapatkah sekarang kamu kembali ke ruang OSIS ?”
“Tidakkah dapat ditunggu sebentar ? Setidaknya sampai aku menghabiskan eskrim ini?” Tomoyo mencoba menawar
“Aku telah membuat mereka menunggu setengah jam sampai saat ini, kita membutuhkan dukungan mereka dalam kampanye untuk menyelamatkan pohon sakura, sebaiknya kita tidak membuat mereka kecewa”
Tomoyo terdiam untuk sejenak.
“Aku mengerti. Maaf ya, sekarang aku harus pergi” Tomoyo meminta maaf padaku
“Tidak apa apa. Selamat berjuang”
“Aku pergi ya” Tomoyo menyerahkan eskrim yang belum sempat ia nikmati padaku kemudian iapun berlalu
...
..
.
“Namamu Tomoya Okazaki bukan ?” Rekan Tomoyo itu tidak serta merta juga beranjak mengikuti Tomoyo yang telah berlalu dan kini, nada bicaranya seolah menginterogasiku
“Heh..bicaramu lumayan blak-blakan untuk ukuran adik kelas,” aku berupaya balik mengintimidasinya
“Apakah kamu sadar kalau kamu terkenal ?” ia tetap tegar berdiri dan berbicara dengan nada yang tak berubah
“Karena aku adalah anak yang bandelnya begitu rupa bukan ?”
“Karena kamu adalah kekasih Tomoyo Sakagami”
ia berbicara tanpa memberi jeda pada kalimatku,
”Aku selalu ingin berkata ini padamu, berhentilah berada di dekat-dekat dia”
“Apa ? Jadi kamu merasa cemburu ?”
“Hahaha,”ia menyempatkan diri untuk bergelak tawa,”Bukan, aku tertarik padanya karena ia adalah orang yang sanggup untuk duduk di tempat yang lebih tinggi daripada orang kebanyakan”
Mataku terbelalak, aku merasa kata-katanya menembus hatiku dan juga tepat menyerang laci yang selalu kubuka dalam lemari pikiranku.
“Dia orang yang rajin dan pekerja keras, dia mampu pergi ke tempat yang lebih baik, dia adalah orang semacam itu. Kamu hanyalah menjadi penghambat baginya, itulah yang semua orang pikirkan”
“Kamu !! Apa kamu mau mengajak bertengkar ?” Aku mengancamnya dan tanganku berusaha meraih kerah kemejanya
“Kamu tahu itu..” ia melanjutkan kalimatnya dengan tenang sebelum tanganku sempat meraih lengan kemejanya, “Kamu sendiri tahu, bukan ? bahwa kamu juga tak dapat berbuat apa-apa untuknya” aku terhenyak dan kuhentikan raihan tanganku padanya.
“Aku harus pergi sekarang, aku harus membantu Sakagami”
Dan ia pun berlalu, sementara aku hanya bisa tertunduk dan menggeratkan gigi. Genggaman tanganku kehilangan kekuatannya dan es krim Tomoyo pun jatuh ke tanah terbuang percuma.
______________________________________________________________________________________________________
“Sakagami adalah orang yang hebat”
Guru BK kembali memanggilku ke ruangannya, kali ini hanya aku sendiri.
“Dia juga anak yang populer, namun di sisi lain, ia nyaris dapat dibilang sering bolos dari jam pelajaran maupun bolos sekolah, dia juga menggunakan pengeras suara sekolah demi urusan pribadinya untuk mengontak seseorang dan meninggalkan tugasnya dalam festival sekolah untuk pergi menemui seseorang itu”
“Kamu mengerti bukan ? Masalah yang ia sebabkan semuanya berhubungan denganmu, Okazaki”
Kali ini aku tidak bisa membantahnya.
______________________________________________________________________________________________________
“Tomoya !!” Tomoyo memanggilku ketika aku sedang menunggunya di gerbang sekolah
“Ada apa ?”
“Maaf, aku ada urusan mendadak. Pulanglah duluan tanpaku”
“Apakah memang bakal sebegitu lama kegiatanmu?”
“Aku ga yakin, tapi mungkin memang begitu”
“Ga apa-apa,. ga usah kamu pikirin”
“Ya, terima kasih”
Dan ia pun segera beranjak kembali ke sekolah, dan tanpa kusadari, aku melihat rekan OSIS Tomoyo yang kutemui saat festival sekolah telah berdiri cukup dekat untuk berbicara padaku
“Kamu sendirilah penyebabnya. Kamu tahu ia sedang berusaha menyelamatkan pohon sakura itu, bukan ?”
“Memangnya kenapa dengan itu ?”
“Alumni yang mendukung usaha kami mendengar gosip yang kurang baik,. Tentang bagaimana Tomoyo Sakagami keluar dari rumah kekasihnya di pagi hari”
“Ha ? Dia kan cuma datang untuk membangunkanku”
“Meskipun itu benar, masalahnya tetap terletak di siapa kamu itu, apapun yang berhubungan dengan dirimu dapat dengan mudah menimbulkan rumor tidak sedap. Sakagami adalah ketua OSIS, dia harusnya menjadi contoh untuk semua murid, kalau orang seperti dia terlibat dalam suatu masalah, usaha kami, OSIS, akan terhambat. Apakah kamu mengerti orang macam apa yang kamu pacari ? dan terlebih lagi,.. orang macam apa kamu itu”
Aku tidak mampu membalas kata-katanya, aku hanya mampu termenung, terlebih dalam perjalanan pulang saat aku hanya bisa berdiri menunggu seperti di stasiun atau di dalam kereta...
Kali ini awan mendung di hatiku telah sebegitu rupa
______________________________________________________________________________________________________
“Itu bukan masalah besar kok, kesalah pahamannya telah teratasi, jadi sudah tidak ada masalah, sudah selesai, oke ?”
Begitulah kira-kira yang Tomoyo katakan kepadaku saat kami duduk di sebuah kursi panjang di taman, ya, hari ini kebetulan kami bisa mengatur waktu untuk bertemu, mungkin juga bisa dibilang berkencan, setelah sekian lama.., namun aku tidak yakin apakah aku menangkap kata-katanya barusan dengan baik, aku melamun dan pandanganku kosong ke depan.
“Lihatlah, es krim mu meleleh karena kamu kebanyakan melamun” Tomoyo mengeluarkan sapu tangannya berusaha membersihkan noda lelehan es krimku.
“Tomoyo” Akhirnya aku berbicara
“Ya ?”
....
..
.
“Kita putus saja...”
Ayo kak bikin cerpen ngecover anime lain
ReplyDeleteBest No Deposit Bonus 2021 | Claim a Free Casino Bonus
ReplyDeleteThe 벳 매니아 best no deposit bonus offers are available for casinos that accept 유로 스타 사이트 players from the UK. We review and only 원주립카페 list the top no deposit bonus offers to 한게임 포커 클래식 get 토토 먹튀 you started.